BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia terutama siswa dan mahasiswa mancapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, dan meningkatkan kemampuan. Untuk mangatasi hal tersebut perlu disiapkan sumber daya manusia yang bermutu. Manusia atau sumber daya manusia yang bermutu adalah manusia yang sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara professional, serta dinamis dan kreatif (Syamsu Yusuf, BK 2008). Hal ini sesuai dengan visi dan misi pendidikan nasional.
Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan sumber daya manusia yang bermutu adalah dengan pendidikan yang bermutu pula. Kemudian untukmencapai pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan hanya melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus didukung oleh peningkatan profesionalisasi dan system managemen tenaga kependidikan serta pengemabangan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi tercapainya cita-cita.
Kemampuan seperti yang sudah disebut diatas merupakan tidak hanya mnenyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, social, kematangan intelektual, dan system nilai. Oleh karena itu bahwa pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang seimbang, tidak hanya mampu mengantar peserta didik pada pencapaian standart kemampuan akademis, tetapi juga mampu membuat perkembangan diri sehat dan prodoktif. Para peserta didik adalah orang-orang yang sedang mengalami proses perkembangan yang memiliki karakteristik, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Pencapaian standart kemampuan akademis dan tugas-tugas perkembngan peserta didik, memerlukankerjasama yang harmonis antara pengelola atau menejemen pendidikan, pengajaran, dan bimbingan, sebab ketiganya merupakan bidang-bidang utama dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Kemudian sebagai bentuk realisasi dari program bimbingan dalam suatu lembaga pendidikan serta untuk mencapai target dalam pemberian bantuan pada peserta didik adalah dengan adanya program layanan informasi. Hal ini bertujuan agar peserta didik mendapatkan informasi yang luas mengenai pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, dan lain sebagainya. Supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Mengenai layanan informasi dan penggunaannya seperti apa dan bagaiman elemen-elemennya, akan dijelaskan dalam makalah ini yaitu tentang ‘Layanan Informasi’
Sepertihalnya kondisi masyarakat yang serba majemuk dan semakin kompleks, dalam pengambilan keputusan dapat dipertanggungjawabkan sebagian terletak di tangan dindividu itu sendiri. Dalam hal ini, layanan informasi berusaha merangsang individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi berkaitan dengan hajat hidup dan perkembangannya. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila mengetahui apa (informasi yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi – informasi yang ada. Dengan kata lain, berdasakan atas informasi yang diberikan itu individu diharapkan dapt membuat rencana - rancana dan keputusan tantang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di tentukan rumusan masalahnya sebagai pembatasan dalam pembahasan makala ini, antara lain;
1. Bagaimana penegertian dari pada layanan informasi beserta tujuannya
2. Bagaimana model pengumpulan bahan informs dan jenis tipe-tipe informasinya
3. Bagaimana penggunaan informasi dalam keperluan bimbingan dan bagaimana metodenya dalam sekolah
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan di atas, dapat di tentukan beberapa tujuan dalam makala ini, antara lain;
1. Untuk mengetahui penegertian dari pada layanan informasi beserta tujuannya
2. Dapat mendiskripdikan model pengumpulan bahan informs dan jenis tipe-tipe informasinya
3. Untuk mengetahui penggunaan dalam informasi dalam keperluan bimbingan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Layanan Informasi
Layanan Informasi adalah penyampaian berbagai informasi kepada sasaran layanan agar individu dapat mengolah dan memanfaatkan informasi tersebut demi kepentingan hidup dan perkembangannya atau bisa juga layanan informasi merupakan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang ditujukan untuk memberikan berbagai informasi agar wawasan para siswa tentang berbagai hal lebih terbuka, seperti informasi cara belajar yang efektif, bahaya penggunaan narkotika atau informasi tentang pendidikan dan dunia kerja.
B. Tujuan Pemberian Informasi
Layanan pemberian informasi diadakan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Program bimbingan yang tidak memberikan layanan pemberian informasi akan menghalangi peserta didik untuk berkembang lebih jauh, karena mereka membutuhkan kesempatan untuk mempelajari data dan fakta yang dapat mempengaruhi jalan hidupnya. Namun, mengingat luasnya informasi yang tersedia dewasa ini, mereka harus mengetahui pula informasi manakah yang relevan untuk mereka dan mana yang tidak relevan, serta informasi macam apa yang menyangkut data dan fakta yang tidak berubah dan ada yang dapat berubah dengan beredarnya roda waktu.
Perkembangan ilmu penhetahuan dan teknologi yang begitu pesat mengakibatkan corak kehidupan masyarakat terus berubah, sehingga sebagian dari fakta dan data yang kemarin merupakan kenyataan, besuk lusa sudah bukan kenyataan lagi. Maka, disamping mendapatkan informasi tentang kenyataan lingkungan hidup yang berlaku sekarang ini, peserta didik harus memperoleh informasi tentang berbagai cara mengikuti perubahan dalam lingkungan hidupnya, dan dari sumber-sumber yang mana dapat digali pengetahuan tentang hal-hal yang telah berubah atau kiranya akan berubah di kemudian hari.
Dengan demikian, tujuan pemberian informasi bukan hanya supaya siswa membekali dirinya dengan pengetahuan dan pemahaman untuk saat sekarang ini saja, melainkan pula supaya mereka menguasai cara agar memperbaharui serta merevisi bekal pengetahuan itu dikemudian hari.
Ada tiga alasan pokok mengapa layanan pemberian informasi merupakan usaha vital dalam keseluruhan program bimbingan yang terencana dan terorganisasi.
a) Siswa membutuhkan informasi yang relevan sebagai masukan dalam mengambil ketentuan mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan untuk memangku suatu jabatan dimasyarakat. Dengan memiliki pengetahuan yang tepat mungkinlah bahwa jumlah pilihan yang dapat mereka pertimbangkan bertambah.
b) Pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berpikir lebih rasional tentang perencanaan masa depan dan tuntutan penyesuaian diri dari pada mengikuti sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan kenyataan dalam lingkungan hidupnya. Informasi yang relevan dapat membebaskan siswa dari keterikatan pada pola berpikir yang kaku, dan sekaligus memperluas cakrawala pandangannya.
c) Informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan siswa akan hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan bertambahnya umur dan pengalaman. Misalnya, siswa yang bercita-cita dan berkemampuan untuk menjadi seorang ahli geofisika dan mempunyai informasi tentang berbagai institusi pendidikan tinggi yang memiliki program studi yang sesuai, tidak hanya terpikat pada satu institusi saja; dia dapat memilih diantara beberapa institusi pendidikan tinggi dan menjatuhkan pilihannya atas salah satu diantaranya, mana yang paling cocok baginya dan paling memberikan harapan akan mencapai cita-citanya. Sekaligus siswa itu akan tergolong untuk meninjau kembali keinginannya diterima di indtitusi yang favorit dan bergengsi, bila dia mengetahui bahwa kemungkinan untuk diterima di institusi yang favorit dan bergengsi, bila dia mengetahui bahwa kemungkinan untuk diterima di situ kecil karena saingannya banyak.
C. Tipe-tipe Informasi
Data dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga tipe dasar, yaitu:
1. Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan pra-jabatan dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat. Bagi siswa-siswi dijenjang pendidikan menengah, informasi meliputi data dan fakta tentang institusi pendidikan tempat mereka terdaftar sekarang ini, serta data tentang kesempatan (luas-sempit) dan kemungkinan (besar-kecil) untuk melanjutkan ke institusi pendidikan formal lebih tinggi atau memasuki aneka jalur pendidikan nonformal sebagai pendidikan prajabatan. Informasi tentang seluk beluk pendidikan disekolah sekarang, meliputi hal-hal sebagai berikut; variasi program studi yang tersedia, berbagai kegiatan ekstrakurikuler, ketentuan tata-tertib sekolah; jalur pembinaan siswa; ketentuan kenaikan kelas dan lulus sekolah; teknik/cara belajar dengan cepat; kesulitan-kesulitan yang pada umumnya timbul.
2. Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat (fields of occupation), mengenai graduasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of occupation), mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai system klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan jenis/corak pekerjaan tertentu. Informasi yang serba lengkap mencakup banyak sekali hal tentang dunia kerja dan bersifat sangat luas, sebagaimana tampak dalam daftar topic/bahan yang relevan sebagai berikut:
Ø Angkatan kerja (labor force); jumlah tenaga kerja aktif di masyarakat; komposisi menurut taraf pendidikan, seperti berpendidikan tinggi, berpendidikan menengahj, berketrampilan khusus, berpendidikan rendah; komposisi menurut jenis pekerjaan atau jabatan yang dipegang, sesuai dengan system klasifikasi jabatan yang berlaku; komposisi menurutr umur dan jenis kelamin.
Ø Klasifikasi jabatan atas beberapa kelompok dasar dan beraneka kelompoj cabang.
Ø Pergeseran-pergeseran yang kiranya akan terjadi, berdasarkan proyeksi tentang penyediaan dan penyerapan seluruh tenaga kerja serta cocok kehidupan masyarakat dimasa mendatang.
Ø Perundang-undangan perburuhan yang berlaku serta skala penggajian.
Ø Variasi sumber informasi yang mengikuti perkembangan angkatan kerja dan pergeseran dalam persediaan dan permintaan tenaga kerja; jadi aneka sumber informasi yang menyajikan data serta fakta yang relevan dan nyata pada saat tertentu.
Ø Deskripsi berbagai jenis pekerjaan dan jabatan terjabarkan dalam kelompok dasar dan kelompok cabang, sebagai bahan informasi bagi mereka yang berminat dan memegang jabatan atau pekerjaan tertentu.
Ø Variasi program pendidikan prajabatan bagi beraneka pekerjaan yang mensyaratkan hal itu.
Ø Cara melamar pekerjaan, secara tertulis dan secara lisan
Ø Makna pekerjaan dalam kehidupan seseorang.
Ø Beraneka kondisi pekerjaan yang menopang atau merugikan kesehatan jasmani dan kesehatan mental.
3. Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis, bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan pergaulan social di berbagai lingkungan masyarakat. Informasi yang serba lengkap mencakup banyak sekali hal yang bersifat sangat luas, sebagaimana tampak dalam daftar topik/bahan yang relevan sebagai berikut:
Ø Pemahaman diri dan pemahaman orang lain, termasuk usaha nyata untuk meningkatkan dan melestarikan kesehatan mental.
Ø Pembinaan jalinan hubungan social yang sehat dan wajar dengan teman-teman sejenis dan jenis lain, termasuk pengertian tentang peranan wanita dan pria alam kehidupan masyarakat serta seluk beluk jatuh cinta.
Ø Pendidikan seks, termasuk didalamnya penerangan seksual yang menyangkut reproduksi biologis, berbagai penyakit kelamin, penyimpoangan seksual, dan usaha tepat pengaturan kelahiran anak.
Ø Fase-fase dalam kehidupan manusia dewasa, setelah terjun ke masyarakat dan membentuk keluarga sendiri.
Ø Pemahaman, penerimaan, serta penyesuaian diri terhadap berbagai kondisi dalam kehidupan keluarga, termasuk beraneka tantangan yang ditimbulkan oleh harapan anggota keluarga.
Ø Perawatan kesehatan jasmani dan penampilan diri.
Ø Pengisian waktu luang dengan kegiatan rekreatif yang positif dan konstruktif.
Ø Konflik actual antara bangsa-bangsa yang mempunyai dampak internasional serta usaha nyata untuk mengurangi ketegangan politik di dunia dan menciptakan perdamaian.
Ø Seluruh dampak positif dan negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Layanan Informasi di Luar Sekolah. Layanan informasi juga banyak diperlukan oleh warga masyarakan diluar sekolah. Jenis – jenis informasi yang diperlukan itu pada dasarnya sejalan dengan informasi yang telah diuraikan, yaitu informasi berkenaan dengan penghidupan yang lebih luas, yaitu penghidupan beragama, bermasyarakat, bekerja berkeluarga dan bernegara dapat merupakan kebutuhan banyak warga masyarakat. Rincian berbagai informasi itu agaknya tidak terbatas, selalu dapat berubah sesuai dengan perubahan dan perkembangan masyarakat.
Cara – cara penyajian informasi kepada warga masyarakat, juga amat tergantung pada jenis informasi yang diperlukan dan siapa yang memerlukannya. Peranan berbagai lembaga yang ada di masyarakat baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta atas prakasa masyarakat sendiri seperti LBH, puskesmas, kursus – kursus serta pemberian jasa perlu ditonjolkan. Perana konselor di luar sekolah dapat berada dalam lembaga – lembaga tersebut, atau membentuk lembaga sendiri, seperti Biro Pelayan Orientasi dan Informasi.
D. Pengumpulan Bahan Informasi
Supaya layanan pemberian infomasi di jenjang pendidikan menengah dapat dilaksanakan secara semestinya, staf bimbingan harus mengumpulkan bahan informasi yang relevan dan sesuai bagi siswa di jenjang pendidikan itu, melalui kerjasama dengan petugas perpustakaan sekolah. Bahan itu digunakan oleh petugas bimbingan sendiri untuk menggali hal-hal yang perlu dikomunikasikan kepada siswa atau dimanfaatkan langsung oleh siswa sendiri atas saran dan petunjuk petugas bimbingan. Staf bimbingan harus mengetahui variasi bentuk bahan informasi yang tersedia, dari sumber relevan mana dapat diperoleh bahan informasi, serta bagaimana caranya mengelola bahan informasi yang terkumpul dan tersimpan.
1. Bentuk-bentuk dan sumber-sumber bahan informasi.
Bentuk konkret bahan informasi dapat berupa empat macam yaitu lisan, tertulis, audiovisual dan disket program computer. Bentuk tertulis mendapat empat utama dan mengenal banyak ragam, seperti deskripsi jabatan yang menguraikan secara singkat cirri khas suatu pekerjaan, tugas yang harus dijalankan, dan kualifikasi yang dibutuhkan; penuntun jabatan;natau pedoman jabatan yang membahas semua aspek pokok dari suatu pekerjaan.
Berbagai sumber informasi adalah badan pemerintah pusat yang bergerak dibidang pelayanan dan pendidikan, seperti Departemen-departemen peretanian, perdagangan, pertahanan dan keamanan, pendidikan dan kebudayaan, dan tenaga kerja; organisasi lingkungan professional, perindustrian dan perdagangan’ pencetak/penerbit komersial dll.
Meskipun bentuk bahan informasi dan sumber informasi banyak, namun staf bimbingan harus menilai apakah isi bahan informasi yang terkandung dalam semua bentuk dan disampaikan oleh semua sumber itu, sesuai dengan kebutuhan siswa. Sebelum bahan informasi disebarluaskan kepada siswa, staf bimbingan mengevaluasi bahan informasi, dengan menerapkan pedoman/criteria sebagai beriklut:
a) Bahan informasi harus akurat dan tepat, yaitu menggambarkan keadaan yang nyata dan konkret pada saat bahan itu disusun.
b) Bahan informasi harus jelas dalam isi dan cara menguraikan, sehingga pihak pemakai mudah menangkapnya. Oleh karena itu, bahan informasi, belum tentu cocok untuk kalangan siswa pendidikan menengah, apalagi pendidikan dasar.
c) Bahan informasi harus relevan bagi siswa di jenjang pendidikan tertentu, mengingat kebutuhan pada fase perkembangan tertentu.
d) Bahan informasi harus disajikan secara menarik, sehingga menimbulkan minat siswa untuk mempelajari dan mengolahnya.
e) Bahan informasi yang disajikan oleh orang-perorangan harus bebas dari segala factor subyektif yang mengaburkan ketepatan dan kebenaran dari informasi itu.
f) Bahan informasi harus berguna dan bermanfaat bagi kalangan siswa di jenjang pendidikan menengah.
2. Akumulasi dan pengelolaan bahan informasi
Bahan informasi dalam bentuk tertulis, bentuk audiovisual dan bentuk program computer, dapat dikumpulkan dan disimpan disekolah. Namun pengumpulan dan penyimpanan bahan informasi saja, belumlah membuat bahan itu siap pakai. Untuk itu bahan informasi yang ada harus ditempatkan di suatu ruang yang terbuka untuk umum, dengan menyusun suatu system klasifikasi untuk menyimpan dan menemukan bahan itu.
E. Penggunaan informasi untuk keperluan bimbingan
Penggunaan informasi untuk keperluan bimbingan akan ditinjau dalam kaitannya dengan pelayanan bimbingan individual dan pelayanan bimbingan kelompok.
1. Pelayanan individual
Pelayanan bimbingan secara individual terutama terlaksana dalam wawancara konseling. Selama konseling berlangsung, konselor akan memberikan informasi kepada konseli, entah konselor ditanyai mengenai sesuatu entah konselor menyampaikan informasi atas prakarsa sendiri. Pemberian informasi itu tidak harus mengganggu atau menghilangkan hubungan antara konseli dan konselor yang khas untuk wawancara konseling, asal pemberian informasi membantu siswa dalam mencari penyelesaian atas masalah yang dihadapinya dan tidak menempatkan konselor dalam posisi sebagai orang yang serba tahu dan tinggal dituruti saja.
Bilamana konselor menyampaikan sendiri informasi secara lisan dalam rangka proses konseling, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Pemberian informasi berbeda dengan pemberian nasehat atau saran. Informasi hanya menyangkut data dan fakta yang perlu diketahui dan tidak boleh mengandung unsure sugesti mengenai apa yang sebaiknya dibuat oleh konseli atau tidak dibuatnya berdasarkan kenyataan faktual.
b. Informasi harus sesuai dengan kenyataan dan disajikan secara obyektif, yaitu bebas dari prasangka dan segala kesan pribadi. Bilamana konselor tidak mengetahui sesuatu secara pasti, dia harus memperoleh kepastian dahulu daripada memberikan informasi yang kira-kira saja atau diwarnai pendapat pribadi.
c. Informasi jabatan tidak hanya mencakup jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, tetapi juga berbagai tingkatan atau gradasi dalam posisi dalam lingkup jabatan.
2. Pelayanan kelompok
Data dan fakta tentang dunia pekerjaan, dunia pendidikan serta proses perkembangan orang muda kerap juga diinformasikan kepada kelompok siswa, misalnya satuan kelas dalam rangka bimbingan kelompok. Pemberian informasi secara kelompok dapat membantu siswa-siswi dalam perencanaan masa depan, antara lain karena interaksi antar anggota kelompok membuka pikiran mereka terhadap hal-hal yang belum disadari sebelumnya.pemberian informasi secara kelompok membawa sejumlah keuntungan sebagai berikut:
§ Menghemat waktu dan tenaga dibandingkan dengan pemberian informasi secara individual,
§ Menciptakan kesempatan bagi semua siswa untuk berinteraksi dengan tenaga bimbingan yang memungkinkan siswa lebih berkeingi nan untuk membicarakan perencanaan masa depan atau permasalahan pribad-sosial dalam wawancara konseling,
§ Menyadarkan siswa bahwa kenyataan yang sama juga dihadapi oleh teman-temannya, sehingga mereka terdorong untuk berusaha menghadapi kenyataan itu bersama-sama dan saling mendiskusikannya.
Beberapa kelemahan yang melekat pada pemberian informasi secara kelompok ialah kebutuhan individual masing-masing siswa akan informasi yang lebih spesifik dan tidak dapat sepenuhnya dilayani; informasi yang disampaikan tidak akan dapat terlalu mendalam dan lengkap, karena tingkat kedalaman dan kelengkapan yang dibutuhkan oleh masing-masing siswa dalam kelompok tidak sama, sehingga informasi yang disampaikan diselaraskan dengan kebutuhan rata-rata dalam kelompok; dan tidak semua siswa akan sama-sama tertarik dan melibatkan direi, karena daya tangkap, minat, dan tingkat kedewasaan berbeda-beda.
Oleh karena itu, cara memberikan informasi secara kelompok merupakan tantangan bagi tenaga bimbingan, yang harus menemukan prosedur yang tepat dan menentukan materi yang sesuai bagi kelompok yang dilayani.
F. Metode Layanan Informasi di Sekolah
Pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan berbagai cara seperti :
a. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, murah dan mudah. Metode ini dapat dilakukan hampir oleh setiap petugas bimbingan di Sekolah. Di samping itu, teknik informasi dapat dilkukan oleh kepala sekolah, konselor, para guru, dan staf sekolah lainnya. Atau dapat juga mendatangkan narasumber dari lembaga pendidikan, departemen tenaga kerja, bada – badan usaha dan lain – lain. Pendatangan narasumber hendaknya silakukan seselektif mungkin, serta disesuaikan dengan kebutuhan siswa, dan serta waktu yang tersedia.
b. Diskusi
Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi dapat diorganisasikan baik oleh siswa sindiri maupun oleh konselor atau guru. Apabila diskusi penyelenggaraannya dilakukan oleh para siswa maka, maka perlu dibuat persiapan yag matang. Siswa hendaknya didorong untk mendapatkan sebanyak mungkin bahan informasi yang akan dikajikannya dalam diskusi. Konselor serta guru bertindak sebagai pengamat serta memberikan pengarahan ataupun melengkapi informasi – informasi dalam diskusi.
c. Karyawisata
Karyawisata merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar mengajar yang telah dikenal secara luas, baik oleh nasyarakat sekolah maupun masyarakan umum. Penggunaan karyawisata dimaksudkan untuk membantu siswa mengumpulkan informasi dan mengembangkan sikap – sikap yang positif, menghendaki siswa berpartisipasi secara penuh baik dalam persiapan maupun dalam pelaksanaan berbagai kegiatan terhadap objek yang dikunjungi. Kegiatan karyawisata dapat dilakukan di lapangan dan perlu dibuat variasi objek – objekyang akan dikunjungi dalam waktu ke waktu, untuk memungkinkan para siswa mempunyai kesempatan mengenal banyak objek yang berbeda.
Jika akan mengadakan kunjungan atau karyawisata ke objek – obejek lapangan kerja, perlu diingat bahwa tidak mungkin untuk mengunjungi semua objek sekaligusmeski berada di sekitar sekolah. Untuk itu objek – objek yang akan dikunjungi perlu dipilih secara hati – hati. Sangat berguna menugaskan para siswa untuk menyusun sendiri daftar nama objek – objek tang akan dikunjungi. Selanjtnya para siswa diberi kesempatan kesenpatan untuk mengemukakan harapan – harapan mereka berkenaan dengan objek – objek yang akan dikunjungi. Bila mereka diberi hak seperti itu maka konselor mempunyai kesempatan yang berharga untuk mempelajari kecenderungan – kecenderungan minat para siswanya.
d. Buku Panduan
Buku – buku panduan dapat membantu siswa dalam mendapatkan banyak informasi yang berguna. Selain itu siswa juga dapat diajak untuk membuat ”buku karier” yang merupakan kumpulan berbagai artikel dan keterangan tentang pekerjaan/pendidikan dari koran serta media cetak lainnya. Pembuatan buku – buku tersebut di bawah bimbingan langsung oleh konselor. Selain itu juga dapat menempelkan potongan atau guntingan rubrik yang mengandung nilai informasi pendidikan jabatan dari koran/majalah pada ”papan bimbingan”.
e. Konferensi Karier
penyampaian informasi pada siswa juga dapat dilakukan melalui konferensi karier. Dalam konferensi karier, para narasumber dari kelompok – kelompok usaha, jawatan atau dinas – dinas lembaga pendidikan dan lain – lain yang diundang mengadakan penyajian tentang berbagai aspek program pendidikan dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa. Konferensi karier dilakukan dengan mengikuti salah satu pola di bawah ini yaitu :
· Menyisihkan waktu selama satu jam atau lebih diluar sekolah setiap semester, yaitu siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan tiap kelompok berdiskusi dengan narasumber yang sudah ditentukan sebelumnya.
· Menyediakan waktu sehari penuh atau lebih tiap semester untuk mengadakan konferensi, yang diawali dengan pertemuan umum lalu dilanjutkan denngan pertemuan kelompok. Dalam kesempatan ini para siswa diberi kesempatan untuk mengikuti pertemuan yang berbeda.
· Menyediakan jadwal konferensi dengan mengadakan pertemuan sekali setiap minggu, yakni para siswa para siswa dapat mengikuti diskusi sesuai dengan bidang – bidang yang diminatinya.
· Mengadakan pekan bimbingan karier selama satu minggu terus menerus.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam beberapa uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, bahwa Pengertian dari pada Layanan Informasi adalah merupakan layanan dalam pemberian sejumlah informasi kepada peserta didik, selain itu juga merupakan layanan memberi informasi yang dibutuhkan oleh individu.
Tedapat tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan yaitu sebagai berikut :
· Pertama : Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi bereknaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan maupun sosial budaya.
· Kedua : Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila mengetahui apa (informasi yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi – informasi yang ada.
· Ketiga : setiap individu adalah unik, keunikan itu akan membawakan pola – pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda – beda diseduaikan dengan aspek – aspek kepribadain masing – masing individu.
· Layanan informasi sangat penting bagi para masyarakat serta bagi para pelajar/siswa, selain itu layan informasi juga merupakan suatu kebutuhan yang amat tinggi tingkatannya. Lebih – lebih diingat bahwa masa depan adalah abad informasi, maka barang siapa tidak memperoleh informasi maka ia akan tertinggal dan akan kehilangan masa depannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar