Dasar dari kahlian kelompok adalah apa yang sebagian besar anggota kelompok sebut dengan “keahlian untuk memfasilitasi.” Fasilitasi berarti seni untuk membantu orang untuk dapat saling berkomunikasi dengan lebih mudah.” Jika pemimpin tidak memiliki keahlian memfasilitasi, proses bekerja dalam kelompok tidak akan berjalan lancar, kelompok menjadi tidak aktif, para anggotanya saling bercakap-cakap sendiri, anggota kelompok merasa bosan, anggota kelompok mengalami frustrasi atau beberapa anggota kelompok akan mendominasi. Keahlian untuk memfasilitasi mengharuskan pemimpin untuk membuat semua anggota kelompok aktif.
Keahlian pemimpin dalam memfasilitasi :
1. Pemimpin sebagai yang mengamati-yang berpartisipasi.
2. Keahlian memfasilitasi interaksi kelompok.
3. Keahlian membuka sesi diskusi dalam kelompok.
4. Keahlian menutup sesi diskusi dalam kelompok.
5. Menggunakan kegiatan terstruktur dengan hati-hati.
1. PEMIMPIN SEBAGAI ORANG YANG MENGAMATI , YANG BERPARTISIPASI
1.1. Pemimpin Sebagai Pengamat
Pemimpin mengamati dinamika kelompok dan proses antar individu. Anda mengamati bagaimana seorang anggota mengalami kesulitan mengungkapkan perasaan dirinya sendiri dengan berbicara tidak jelas. Anda akan memperhatikan bahwa ada anggota lainnya yang merasa memiliki kewajiban untuk membantu anggota lain yang mengalami kesulitan. Anda akan melihat bagaimana ada anggota lain yang menjadi defensif ketika kelompok memberikan tantangan kepadanya.
1.2.Pemimpin Sebagai Orang Yang Berpartisipasi
Pemimpin berpartisipasi dalam kegiatan yang dia arahkan untuk kelompok. Jika Anda meminta kelompok untuk menebak perasaan anggota tertentu, katakanlah, perasaan Tracy, maka Anda harus berpartisipasi untuk masuk kedalam dunia dalam diri Tracy.
1.3.Kepemimpinan yang Terpusat Pada Kelompok
Pemimpin meminta anggota anggota kelompok untuk berperan aktif pertama kali dan kemudian bergabunglah dengan mereka. Anda ingin menghadirkan sesuatu yang “terpusat pada kelompok” (kelompoklah yang penting). Ketika para anggota kelompok telah menyelesaikan kontribusi mereka, kemudian sebagai pemimpin Anda dapat bergabung dengan mereka untuk memberikan : empati, pemahaman, reaksi, kepedulian atau apapun itu yang belum ada dalam kontribusi kelompok. Anda menjadi yang berpartisipasi dan yang mengamati.
2. KEAHLIAN MEMFASILITASI INTERAKSI KELOMPOK
Kekuatan kelompok berasal dari interaksi kelompok dalam bentuk kuantitas dan kualitasnya. Dialog anggota dengan anggota harus dibentuk. Karena kelompok sendiri adalah organisme yang hidup, komunikasi dalam kelompok akan mengalir seperti jaringan dimana didalamnya setiap komponen memiliki cara untuk berkomunikasi dengan komponen yang lain.
2.1.Balasan Sederhana
Berfungsi sebagai minyak pelumas kelompok yang membantu mesin kelompok terus bergerak.
2.2.Mengamati Reaksi Kelompok
Pemimpin harus terus melihat ke semua arah dengan perlahan untuk mengamati reaksi para anggota lainnya ketika seorang anggota berbicara. Tetap pertahankan penguasaan ruang sebaik mungkin.
Jika pemimpin tidak mengalihkan tatapan matanya dengan anggota dan memperhatikan para anggota lain, dia akan menciptakan masalah seperti ini:
2.2.1.Para anggota lain akan merasa tidak diperhatikan dan tidak merasa tertarik lagi.
2.2.2.Pemimpin tidak mampu memperhatikan reaksi para anggota lainnya terhadap apa yang sedang dikatakan.
2.2.3.Pemimpin tidak tahu anggota mana yang ingin berbicara setelah itu.
2.2.4.Pemimpin secara non verbal justru akan mendorong anggota yang berbicara untuk terus bicara meskipun para anggota kelompok mungkin ingin mendengar apa yang anggota lain ingin
2.3.Menggunakan Isyarat Non Verbal Untuk Mendorong Diskusi
Isyarat-isyarat non verbal seperti mencondongkan tubuh kedepan, menganggukan kepala, ekspresi wajah dan pergerakan tubuh. Anda dapat menggunakan isyarat-isyarat ini untuk mendorong partisipasi anggota jika anggota terlihat enggan melakukannya sendiri.
2.4.Memberikan Cukup Waktu Untuk Respon
Ketika memfasilitasi kelompok, pemimpin harus memastikan bahwa ada cukup waktu bagi anggota untuk merespon. Jika hanya ada satu atau dua anggota kelompok yang memberikan respon kepada pemimpin, maka pemimpin harus meminta lebih banyak respon. Kadang para anggota membutuhkan lebih banyak waktu untuk memikirkan dan mengatur apa yang mereka ingin katakan terutama untuk para anggota yang tidak dapat merespon dengan cepat atau tidak tebiasa untuk mengungkapkan ekspresi mereka dengan agresif.
2.5.Mengajak Semua Anggota Kelompok Terlibat Aktif
Untuk membuat semua anggota kelompok terlibat aktif, pemimpin secara berkala harus mengalihkan perhatian ke anggota lain setelah seorang anggota selesai menceritakan masalahnya. Dengan cara ini pemimpin dapat memastikan bahwa semua anggota merasa diterima dan tidak seorangpun merasa diabaikan oleh kelompok.
2.6.Menghalangi dan Mengarahkan Kembali
Pemimpin harus menekan perilaku yang langsung mengambil kesempatan bicara memfasilitasi perilaku yang produktif. Untuk melakukannya pemimpin memerlukan untuk menghalangi dan mengarahkan kembali. Pemimpin takut bahwa orang yang perkataannya terpotong akan menjadi marah. Tetapi pemimpin bertanggungjawab terhadap hasil keseluruhan dari kelompok, oleh karena itu dia tidak boleh membiarkan terus perilaku yang merugikan untuk kelompok.
2.7.Mendorong Anggota Kelompok yang Pendiam Untuk Terlibat Aktif
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika pemimpin mencoba mengajak anggota yang pendiam untuk ikut berpartisipasi. Pertama, jangan mengajak seseorang ikut berpartisipasi sampai memang dibutuhkan. Para anggota akan tergantung kepada pemimpin jika pemimpin sering menunjuk orang. Kedua, jangan pernah menunjuk seseorang yang tidak berkomitmen. Biarkan mereka melihat anggota lainnya sebelum mereka siap berpartisipasi. Beberapa anggota dari kultur tertentu mungkin membutuhkan waktu sejenak untuk melihat-lihat sebelum berpartisipasi. Tentu saja, pemimpin dapat mengajak mereka untuk berbagai pendapat mereka tetapi hanya pada level dimana mereka merasa nyaman. Jika mereka ragu-ragu, jangan mendorong mereka untuk langsung terlibat kedalam interaksi kelompok.
2.8.Mundur dan Memfokuskan Kembali
Ketika interaksi dapat berubah menjadi obrolan yang tidak memiliki fokus atau kehilangan topik yang relefan dengan tujuan kelompok. Pemimpin harus bertindak cepat untuk mengarahkan kembali fokus kelompok.
2.9.Meringkas Tema
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang meringkas tema-tema yang dibahas kelompok sebelum bergerak ke topik berikutnya. Meringkas tema akan membantu anggota kelompok untuk tetap mengingat apa yang mereka pelajari dari pembahasan sebelumnya.
2.10.Ketika Anggota kelompok Menangis
Ketika anggota kelompok menangis seringkali menunjukan bahwa topiknya menyentuh perasaan emosi mereka yang dalam.Pemimpin harus mendorong anggota tersebut untuk merasa bahwa menangis adalah tindakan yang benar dan terus bersentuhan dengan apa yang menyebabkan dia menangis. Berikut ini adalah situasi yang berbeda yang membutuhkan respon yang berbeda dari pemimpin.
Ketika tingkat kepercayaan didalam kelompok tinggi, pemimpin dapat mendorong anggota kelompok untuk masuk lebih dalam kedalam emosi mereka.
2.11.Respon Empati Antar Anggota
Merefleksikan emosi klien adalah inti dari tugas terapis. Ini adalah dasar dari konseling perorangan. Meskipun demikian dalam situasi berkelompok, pemimpin tidak harus menanggung seluruh tanggungjawab untuk memberikan empati di bahunya saja. Jika dia melakukan ini, dia akan merubah sesi pembahasan kelompok menjadi konseling perorangan dalam jumlah banyak, dia akan mendominasi, tidak memimpin kelompok. Pemimpin harus merefleksikan emosi dan masalah inti anggota pada saat bersamaan, tetapi hanya diarahkan
2.12. Pemimpin Yang Memberikan Contoh Tentang Respon Empati
Jika tidak ada seorangpun dalam kelompok yang memberikan empati kepada anggota , pemimpin dapat melangkah masuk kedalam. Pemimpin harus memberikan contoh kepada anggota kelompok lainnya terkait dengan bagaimana mengekspresikan empati mereka.
2.13.Tidak Menyebut Kelompok Dengan Mereka
Ketika pemimpin berbicara dengan kelompok, dia seharusnya tidak menyebut kelompok dengan kata-kata seperti mereka atau milik mereka. Pemimpin harus memanggil mereka dengan menggunakan sebutan kalian.
2.14.Mengatasi Kesunyian
Dalam tahap awal, kelompok seringkali menghadapi kesunyian. Ada dua macam kesunyian: kesunyian produktif dan kesunyian tidak produktif (Jacobs, Masson & Harvill 2002).
Kesunyian produktif, terjadi ketika para anggota sedang berbicara dengan nada suara yang pelan tentang apa yang telah dikatakan atau dilakukan dalam kelompok. penghormatan pada apa yang sedang terjadi dalam kelompok. Ketika pemimpin menghadapi kesunyian, sebaiknya dia membiarkan kesunyian berlangsung selama satu atau dua menit atau selama yang diperlukan untuk pemrosesan internal.
Kesunyian tidak produktif, terjadi ketika anggota kelompok merasa bosan, bingung atau takut untuk berbicara. Ketika kesunyian tidak produktif terjadi, pemimpin dapat meringkas apa yang telah dibahas dan menemukan intervensi baru atau poin pembahasan baru.
2.15.Mengatasi Permintaan Saran
Saling bertukar saran dan informasi dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat jika anggota kelompok memiliki pemahaman sifat masalah satu sama lainnya. Hampir setiap kelompok memiliki anggota yang memiliki kebiasaan meminta saran dari orang lain sebagai cara untuk membangun hubungan.
3. KEAHLIAN UNTUK MEMBUKA PERTEMUAN KELOMPOK
Membuka pertemuan tanpa struktur atau arah apapun dapat menjadi sesuatu yang beresiko.Untuk membuka sebuah pertemuan secara efektif, seorang pemimpin harus menggunakan metode yang akan disampaikan dalam bagian ini.
- Metode bercerita singkat (go-arround) memberikan sedikit struktur untuk memudahkan kelompok masuk kedalam mode aktif. Setelah pembukaan, pertemuan kelompok dapat berubah menjadi tidak terstruktur atau semiterstruktur untuk memunculkan proses antar individu.
- Metode membuka pertemuan kelompok dapat dibagi menjadi lima sub-tahap: (1) aktifitas relaksasi singkat; (2) pengecekan dan (3) mengatasi masalah yang muncul (4) meminta item agenda (5) mempraktekan keahlian bersosialisasi
3.1.Aktivitas relaksasi singkat
Aktifitas relaksasi selama tiga sampai empat menit dapat membuat anggota kelompok dapat berkonsentrasi dan fokus sebelum masuk kedalam pertemuan. Berikut ini adalah dua contoh dari aktifitas relaksasi.
Aktifitas relaksasi yang pertama, menggabungkan teknik bernafas terpusat pada tubuh dengan visualisasi terarah.
Aktfitas relaksasi yang kedua, Pemimpin sebaiknya menggunakan suara yang pelan, tenang yang menenangkan untuk mengarahkan kegiatan.
3.2.Pengecekan (Bercerita Singkat Pertama)
Pemimpin menggunakan aktifitas bercerita singkat dimana setiap anggota akan menceritakan perasaan atau masalah yang belum selesai dari pertemuan sebelumnya.
3.3.Mengatasi Masalah yang Muncul Selama Aktifitas Pengecekan
Ketika kelompok melakukan aktifitas pengecekan, sesuatu yang tidak terduga mungkin terjadi. Ketika anggota sedang berkomentar tentang masalah yang belum terselesaikan, beberapa emosi dan interaksi yang kuat mungkin akan muncul, konflik terbuka juga akan muncul. Pemimpin harus menghentikan proses pengecekan dan memberikan prioritas kepada langkah untuk memproses emosi tersebut. Kuncinya adalah dengan cara membawa kelompok untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3.4.Meminta Item Agenda (Bercerita Singkat Kedua)
Tahap terakhir dalam membuka pertemuan adalah dengan meminta item agenda. Dalam tahap ini, pemimpin meminta kelompok untuk melakukan kegiatan bercerita singkat untuk kedua kalinya . Semua anggota kelompok dapat mengidentifikasi item agenda (Yalom, 1983) yang akan mereka bahas selama pertemuan.
3.5.Mempraktekan Keahlian Bersosialisasi
Keahlian bersosialisasi ini dapat dikategorikan dalam sembilan wilayah:
3.5.1 Mempertahankan identitas dan titik pusat seseorang dalam hubungan bersosialisasi
3.5.2. Membuat diri sendiri nyaman ketika berhadapan dengan tekanan atau kesulitan
3.5.3. Tetap mempertahankan rasa percaya diri dan suasana hati meskipun anggota lain merasa gelisah dan khawatir
3.5.4. Menyadari bahwa nilai seseorang adalah sebuah anugerah
3.5.5. Mampu melakukan penegasan diri dan confrontasi diri
3.5.6. Meminta dan menerima dukungan tanpa merasa lemah atau terpaksa berkompromi
3.5.7. Mengembangkan nilai melalui perenungan, kesadaran, proses belajar dan pengalaman
3.5.8. Merasa nyaman dengan sistem keyakinan dan perspektif yang berbeda
3.5.9. Melihat orang lain dengan jelas
Untuk mengembangkan potensi kita terkait dengan kompetensi bersosialisasi dan kedekatan diri kita harus belajar untuk mengendalikan hubungan emosional dengan orang lain bahkan ketika suasananya menjadi semakin tegang.
Goldhor (1989) mengatakan itu seperti ini:
Hubungan kekeluargaan, bahkan ketika hubungan ini dalam masalah, adalah persyaratan penting untuk melakukan hubungan yang erat yang lepas dari gejala-gejala yang serius dan bebas dari kegelisahan dan reaktifitas yang berlebihan. Semakin sering kita mengatasi masalah dengan menghindari diri dari anggota keluarga, semakin besar kemungkinan kita membawa masalah tersebut kepada bentuk hubungan lainnya. (h. 98).
4. Keahlian Untuk Menutup Pertemuan Kelompok
Untuk menutup pertemuan dengan efektif, pemimpin menggunakan metode: (1) mengumumkan penutupan; (2) pengecekan kembali dan (3) mengingatkan.
4.1.Mengumumkan Penutupan Pertemuan
Terimakasih saya sampaikan kepada setiap orang karena telah berpartisipasi aktif! Kita hampir sampai ke ujung pertemuan ini. Saya tahu bahwa kita tidak memiliki cukup waktu untuk membahas agenda.
4.2.Pengecekan kembali (Bercerita Singkat Yang ketiga)
Sebelum kita mengakhiri pertemuan ini, mari kita lakukan pengecekan kembali dengan cara bercerita singkat dimana setiap orang memiliki kesempatan untuk menyampaikan apa yang kalian sukai dan kalian tidak sukai tentang apa dan cara kita melakukan pertemuan hari ini.
Penelitian menunjukan bahwa anggota yang membuat tujuan dan laporan tentang kemajuan mereka selama pertemuan mingguan menunjukan keberhasilan terapi yang lebih besar daripada yang tidak melakukannya (Hart 1978).
4.3.Pengingat
Pengingat berfungsi untuk mendorong anggota kelompok supaya mereka melanjutkan usaha individu mereka selama satu minggu.
5. Menggunakan Kegiatan Terstruktur Dengan Hati-Hati
Level yang diisi dengan diskusi dan perasaan gembira ini tidak selalu terulang dalam pertemuan kedua. Selanjutnya di pertemuan kedua ketika anggota merasakan bahwa apa yang mereka perbincangkan mulai mencapai level yang lebih pribadi, mereka menjadi gelisah dan enggan untuk berpartisipasi. Fenomena ini dinamakan dengan “kekecewaan kedua” (Jacobs, Masson & Harvill, 2002).
5.1.Penyalahgunaan Kegiatan Terstruktur
Menyebabkan anggota menjadi bosan atau tidak bersemangat karena mereka melihat semacam tipu muslihat. Pemimpin dapat menggunakan kegiatan untuk membuat anggota fokus tetapi tidak untuk mengisi seluruh waktunya.
Anggapan umum diantara anggota kelompok adalah bahwa kelompok adalah lingkungan palsu (Carter, Mitchell & Krautheim 2001).
5.2.Berita Bagus dan Buruk
Berita baiknya. Yalom (1995) dan teman-temannya telah melakukan penelitian terhadap pengaruh kegiatan terstruktur terhadap hasil kelompok. Mereka menemukan bahwa pemimpin yang menggunakan banyak kegiatan lebih terkenal dari sisi anggota kelompok. Kegiatan menciptakan hasil langsung yang mengarahkan anggota untuk melihat bahwa pemimpin mereka lebih kompeten, efektif dan pintar daripada pemimpin yang tidak menggunakan banyak kegiatan. Meskipun demikian, akibat jangka panjang menunjukan hal yang sebaliknya. Anggota kelompok yang mendapatkan banyak kegiatan menunjukan hasil yang lebih rendah dan perubahan perilaku yang lebih sedikit dan bahkan ketika memang ada perubahan, mereka jarang sekali dapat mempertahankannya.
Hasil temuan penelitian ini menyatakan bahwa jika pemimpin ingin anggota kelompok menganggap mereka sebagai orang yang memiliki kecakapan, maka mereka harus menggunakan kegiatan terstruktur sesering mungkin karena dengan melakukan seperti itu mereka akan memberikan anggota kelompok fantasi seperti apa pemimpin itu seharusnya.
Berita buruk. Hasil dari kerja kelompok tidak ditingkatkan dengan kegiatan terstruktur ini, Sesungguhnya terlalu banyak tergantung pada kegiatan seperti ini membuat kelompok tidak efektif dalam jangka waktu panjang. Penelitian Yalom (1995) menunjukan bahwa kegiatan terstruktur akan memasukan dengan cepat anggota kelompok kedalam tingkatan ekspresifitas yang begitu besar dengan cara mepersingkat tahap-tahap yang seharusnya diisi dengan kegelisahan dan kesulitan. Hetzel, Barton dan Davenport (1994) menyimpulkan dalam studi mereka bahwa bagian perteman yang tidak terstruktur lebih bermanfaat daripada yang terstruktur.`
5.3.Prosedur Dalam Melaksanakan Kegiatan Terstruktur
Hetzel, barton dan Davenport (1994) menyatakan bahwa sedikit kegiatan yang terstruktur selama pertemuan awal dapat sangat bermanfaat karena kegiatan semacam ini akan membantu meningkatkan kepercayaan kelompok tetapi tidak lebih dari satu aktifitas dimasukan dalam satu pertemuan. Jika pemimpin memutuskan untuk memasukan sebuah kegiatan terstruktur dalam sebuah pertemuan, dia harus memastikan untuk mengikuti prosedur berikut ini:
5.3.1.Memperkenalkan kegiatan.
5.3.2.Melaksanakan kegiatan.
5.3.3.Memproses kegiatan.
5.4.Contoh kegiatan Terstruktur
Ketika memilih kegiatan terstruktur, pemimpin harus menyesuaikan level intensitas kegiatan dengan level kelompok. Intensitas emosional interaksi cenderung naik secara perlahan ketika kelompok berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Kegiatan dengan level intensitas yang terlalu rendah atau terlalu tinggi tidak akan ebrmanfaat bagi para anggtoa (Corey, Corey, Callahan & Rusell 1992, Jones & Robinsoe 2000).
5.5.Skenario Yang Dapat Anda Lakukan
5.5.1..Ketika bagian kedua yang membahas pemberhentian kerja pekerja kantoran sudah memasuki paruh kedua, Bob berkata, “Saya tidak mengerti mengapa kita harus mendengar setiap cerita sengsara dari masing-masing yang ada disini. Yang harus kita lakukan ya mencari pekerjaan baru.” Apakah yang harus direspon oleh pemimpin kelompok?
5.5.2.Setelah pertemuan berjalan 30 menit, Joan bertanya pertanyaan seperti ini kepada Anda, “Saya pikir apa yang dikatakan oleh melanie itu tidak relefan dengan apa yang kita bahas. Bagaimana menurut Anda? Apakah yang harus direspon oleh pemimpin kelompok.
5.5.3.Pada bagian awal pertemuan keempat, terajadi kesunyian yang lama dan sedikti respon terhadap ajakan Anda supaya ada seseorang yang mulai. Ketika Anda memandang satu persatu anggtoa kelompok, Anda menyadari bahwa sebagian besar dari mereka menghindari bertatapan mata dengan Anda dan melemparkan pandangan mereka. Anda juga memperhatikan bahwa Molly matanya merah sambil memegang sapu tangan. Anda ingat bahwa di pertemuan terakhir, dialah yang menjadi pusat perhatian kelompok. Anda menganggap pertemuan terakhir adalah pertemuan yang produktif dimana banyak anggota kelompok memberikan amsukan. Sebagai pemimpin kelompok, respon apa yang Anda akan berikan pada tahap ini?
5.5.4.Sepuluh menit sebelum pertemuan berakhir, Alice berkata, “Saya pikir separuh dari kelompok ini lebih baik kemajuannya daripada yang setengahnya.” Anda melihat bahwa semua anggota ingin berkomentar tentang hal ini. Wayne menyatakan kesetujuannya dan mengatakan bahwa dia lebih baik dari anggota lain. Dia kemudian bertanya, “Bagaimana menurut pendapat kalian yang diam saja itu?” Mengingat waktunya tinggal sedikit, respon apa yang paling efektif untuk mengatasi situasi ini?
5.5.5.Dalam sebuah kelompok eksperiensial, Jeff menggambarkan pengalaman yang menyakitkan tentang supervisornya di tempat kerjanya. Ketika dia berbicara, Anda melihat bahwa Walt menjadi marah terlihat dari ekspresi wajahnya tetapi dia tidak mengatakan apapun. Pilihan apa yang akan Anda ambil untuk mengatasi masalah ini? Mengapa Anda membuat pilihan tersebut?
5.5.6.Ketika Anda mulai sebuah pertemuan dengan kelompok yang sudah saling mengenal dengan baik, Anda mengajak anggota kelompok untuk memberikan komentar merak mengenai masalah yang belum terselesaikan. Tiba-tiba kelompok menjadi tidak bersemangat membahas keputusan kontroversial yang dibuat oleh pemerintah kota. Apakah reaksi Anda?
5.5.7.Ketika pertemuan kedua sedang berjalan, seorang anggota kelompok, Hilda melambaikan foto di udara sambil berkata, “Tak adakah yang ingin melihat foto ketika keluargaku menghabiskan liburan musim panas? Apa yang akan Anda pertimbangkan dalam memberikan respon Anda?
5.5.8.Ketika Anda akan menutup sebuah pertemuan, Anda meminta anggota kelompok untuk melakukan bagian bercerita singkat dimana setiap anggota diharapkan memberikan komentar singkat tentang apa yang mereka pelajario atau alami selama pertemuan. Sebagian besar komentar bernada positif tetapi komentar Wally berbeda, “Tahu nggak, saya tidak diberi kesempatan untuk menceritakan pengalaman menyakitkan yang saya alami siang ini.” Sebagai fasilitator kelompok, respon apa yang akan Anda berikan?
5.6.Hal-hal Yang Harus Dipikirkan
5.6.1.Seberapa nyaman Anda berada dalam kesunyian? Apakah Anda gelisah untuk “melakukan sesuatu”? Isyarat-isyarat apa saja yang Anda gunakan untuk membedakan kesunyian yang produktif dengan yang tidak produktif?
5.6.2.Kepedulian pribadi apa yang Anda miliki untuk masuk kedalam untuk menghentikan percakapan yang ngelantur, sikap yang tidak produktif atau perdebatan yang dilakukan oleh anggota kelompok?
5.6.3.Kesulitan apa yang Anda antisipasi dengan memandang ke seluruh ruangan dan mencoba sadar apa yang terjadi pada semua anggota kelompok kecil katakanlah dengan anggota 12 orang?
5.6.4.Apakah Anda memiliki pengalaman pribadi terkait dengan kegiatan terstruktur? Dibawah kondisi apa Anda melihatnya akan bermanfaat? Dibawah kondisi apa kegiatan seperti itu sebenarnya menghilangkan pengalaman kelompok?
Daftar Pustaka
Chen, Mei-whei dan Rybak, Christoper J. 2004.Group Leadership skill Interpersonal process in group Conseling and Therapy. Belmont: Books/Cole-Thomson
Tidak ada komentar:
Posting Komentar