A. Pendahuluan
Bab ini mengandung banyak contoh pengajaran anggota mengenai bagaimana fungsi kelompok. Kita menjelaskan sifat dari sebuah kelompok pada tahap awal, membahas pentingnya penciptaan kepercayaan sebagai dasar untuk sebuah kelompok, melihat lebih jauh lagi topik dalam menciptakan tujuan lebih awal dalam kehidupan sebuah kelompok, membahas pembentukan norma kelompok dan awal dari kohesi kelompok, dan menyediakan panduan untuk membantu anggota mendapatkan yang terbaik dari kelompok. Kita juga menganjurkan beberapa panduan kepemimpinan untu membuka dan menutup pertemuan kelompok.
Bayangkan akan seperti apa diri anda dalam berpartisipasi dalam sebuah kelompok. Apabila anda pernah mendapatkan pengalaman kelompok atau apabila ada komponen eksperimental dari bab ini, berpikir mengenai apa yang anda rasakan ketika kelompok mulai. Apa pemikiran dan perasaan anda sebelum bergabung dengan kelompok? Informasi apa yang tersedia? Informasi apa yang tidak diberikan ? sebanyak mungkin, kita mendorong anda untuk belajar bab dalam bab ini dari sudut pandang pribadi. Harapan kita adalah bahwa cerminan diri anda akan membantu anda dalam merancang lebih baik dan memfasilitasi kelompok dengan lainnya.
B. Karakteristik kelompok pada tahap awal
Proses utama selama tahap awal dari sebuah kelompok adalah orientasi dan eksplorasi yaitu seorang pemimpin berusaha untuk menciptakan rasa kepercayaan dan rasa aman terhadap anggota kelompok. Anggota menjadi lebih akrab, belajar bagaimana fungsi kelompok, mengembangkan norma tertulis dan tidak tertulis yang akan mengatur prilaku dalam kelompok, menggali ketakutan dan harapan mereka terhadap kelompok, jelaskan harapan mereka, menunjukan tujuan pribadi mereka, menentukan apakah kelompok tersebut aman. Tahapan ini ditunjukan oleh anggota yang menunjukan rasa takut dan sungkan seperti harapan dan keinginan. Tingkatan kepercayaan yang dapat ditimbulkan dalam kelompok akan ditentukan oleh bagaimana pemimpin mengatasi reaksi-reaksi tersebut.
C. Tujuan utama tahap orientasi
Untuk saling mengenal antar sesama anggota
Untuk mengetahui identitas masing-masing anggota
Mengembangkan kepercayaan antara sesama anggota dan pemimpin
D. Beberapa masalah dalam tahap orientasi
1. Keraguan dalam kelompok
Pada bagian awal ini sangat umum bagi partisipan merasa ragu mengenai harapan mereka dalam kelompok: kebanyakan anggota merasa tidak yakin mengenai norma-norma atau peraturan dalam kelompok dan sering terjadi anggota kelompok tersebut hanya pasif dan diam. Beberapa anggota mungkin merasa tidak sabar dan merasa siap untuk bekerja sedangkan yang lainnya mungkin merasa malas dan tidak ingin terlibat. Apabila gaya kepemimpinan anda lemah, tingkat keraguan anggota akan menjadi tinggi karena keambiguan keadaan. Mereka mungkin bertanya “apa yang seharusnya kita lakukan di sini” atau mengatakan “aku tidak tahu apa yang harus aku bicarakan”.
Selama pertemuan awal kelompok, anggota mengamati sikap pemimpin dan berpikir mengenai keamanan dalam kelompok. Kepercayaan dapat hilang atau diraih tergantung pada cara pemimpin menangani konflik atau reaksi dari anggotanya. Dialog antar anggota mungkin akan berbunyi: “aku akan mengambil kesempatan dan mengatakan apa yang aku pikirkan dan kemudian aku akan melihat bagaimana pemimpin dan anggota lainnya merespon perkataanku ini”. Apabila mereka ingin mendengarkan apa yang aku rasa mengganguku mungkin aku dapat mempercayai mereka lebih dalam. Tugas seorang pemimpin kelompok adakh sadar akan sifat sementara dari diskusi dalam tahap awal dan memperlakukan komentar negatif dengan rasa terbuka dan menerima.
2. Rasa sungkan dan pertimbangan budaya
Sangat sering pada tahap awal sebuah kelompok , anggota mungkn sungkan terlibat lebih jauh dalam sebuah kegiatan. Peringatan pada anggota sangat diharapkan. anggota mungkin merasa terintimidasi oleh pemimpin dan mungkin melihat pemimpin dengan rasa curiga. Yang lainnya mungkin meragukan bahwa kelompok konseling dapat menjadi berarti dalam membantu mereka menyelesaikan masalah mereka. Beberapa mungkin tidak percaya bahwa mereka memiliki kebebasan unutuk berbicara mengenai hal pribadi mereka, mengamati, dan menunggu sesuatu untuk terjadi.
Faktor budaya juga mempengaruhi kesiapan anggota untuk berpartisipasi dalam kelompok. Beberapa anggota mungkin percaya hal ini tidak berarti untuk membicarakan secara gamblang mengenai masalah pribadi mereka. Yang lainnya mungkin merasa tanda kelemahan untuk mengungkapkan masalah pribadi atau perasaan mereka. Anggota tersebut yang mengalami masalah perbadaan budaya melawan mereka yang berbicara mengenai keluarga mereka dalam sebuah kelompok yang mungkin malas untuk mengambil peran memainkan secara simbolis berbicara dengan orang tua mereka.
Beberapa hal berikut ini adalah indentifikasi dari rasa takut yang dialami oleh partisipan
• akankah aku diterima disini?
• Akankah aku mampu mengekspresikan diriku sendiri sehingga yang lainnya dapat memahami saya?
• Bagaimana nantinya bila interaksi dalam kehidupan sehari hari berbeda dengan kelompok
• Saya takut saya akan dihakimi, khususnya apabila saya berbeda dengan keadaan sehari hari
• Saya berpikiran bahwa saya tidak tepat dengan kelomok
• Jika saya takut saya mungkin akan keluar dari kelompok
• Akankah saya merasa tertekan untuk mengungkapkan masalah pribadi dan dipaksa untuk bertindak?
• Apakah apabila pengajar atau orang tua menanyakan apa yang telah saya lakukan dalam kelompok saya?
• Akan saya menceritakan banyak tentang diri saya
• Aku takut terluka
• Bagaimana bila kelompok menyerang saya
• Bagaimana apabila saya disuruh melakukan sesuatu yang melawan nila-nilai budaya saya?
• Bagaimana bila saya menemukan tentang diri saya sendiri yang dapat diraih?
• Saya takut aku akan mengubah dan bahwa kemudian saya tidak suka dengan baju aslinya
3. Agenda tersembunyi
Bentuk umum dari ketahanan dalam kelompok yang berkaitan dengan keberadaan dari agenda tersembunyai – sebuah hal yang tidak diutarakan secara terbukan dibahas. Apabila dorongan untuk menghadapi masalah ini masih kurang. Proses kelompok akan turun karena norma tidak digunakan, perhatian, dan pertahanan menggantikan norma yang terbuka. Ketika terdapat reaksi yang tidak dibicarakan , rangkaian umum dari sifat muncul, kepercayaan turun, tensi interpersonal muncul, orang dijaga dan tidak ingin untuk mengambil resiko, pemimpin tampak untuk bekerja dengan keras daripada anggota, dan terdapat perasaan aneh yang terkadang tidak masuk akal.
4. Mengatasi masalah/konflik lebih awal
Konflik dapat muncul pada setiap tahap di kelompok kerja, walaupun sering selama masa transisi. Konflik yang muncul dalam sebuah kelompok harus dengan cukup diatasi, atau akan mengurangi kohesi dalam kelompok. Ketika konflik pertama kali terjadi, anggota menyadari dan mengamati tindakan pemimpin. Sangat penting bagi pemimpin untuk merespon dan memfasilitasi resolusi dari konflik sehingga kelompok dapat bergerak kedepan.
Mari kita melihat konflik yang mungkin mendasari sepanjang pertemuan kelompok pertama.
Pemimpin: apa yang kamu sadari dalam ruangan ini?
Emily: aku tahu aku akan menyukai kamu. Saya rasa anda kritis dan suka menghakimi
Latoya: itu masalahmu. Aku juga tidak suka
Kelompok menjadi diam, dan kekuatan dalam ruangan tersebut jelas untuk semua orang.
5. Fokus diri sendiri melawan fokus kepada orang lain
Satu sifat dari banyak anggota dalam awal kelompok adalah kecenderungan untuk berbicara mengenai lainnya dan berfokus pada orang dan keadaan diluar kelompok. Partisipan yang terlibat dalam penceritaan cerita akan mencurangi mereka menjadi mempercayai yang mereka lakukan bersama, ketika pada kenyataannya mereka menghindari berbicara mengenai perasaan mereka sendiri. Mereka mungkin berbicara mengenai keadaan hidup, namun mereka memiliki kecenderungan untuk berfokus pada apa yang orang lain lakukan untuk menyebabkan kesulitan mereka. Pemimpin kelompok yang terlatih membantu anggota seperti itu untuk mengamati reaksi mereka dengan yang lainnya.
Selama tahap awal kelompok, tugas utama pemimpin adalah untuk mendapatkan anggota kelompok berfokus pada diri mereka sendiri. Ketika anggota berfokus pada yang lainnya sebagai sebuah cara untuk menghindari eksplorasi diri sendiri, tugas kepemimpinan anda adalah untuk mengatur mereka kembali untuk reaksi mereka sendiri. Contohnya anda mungkin mengatakan, “aku sadar bahwa anda membicarakan banyak mengenai beberapa orang penting dalam kehidupan anda.” Mereka mungkin tidak disini, dan kita tidak akan mampu untuk bekerja dengan mereka. Namun kita mampu bekerja dengan perasaan anda dan reaksi tehadap mereka dan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi anda.
6. Fokus disini dan sekarang melawan fokus disana dan
kemudian
Beberapa kelompok memiliki perhatian utama pada apa yang terjadi sekarang di ruangan. Kelompok lain berfokus sepenuhnya pada masalah luar dimana anggota membawa pertemuan atau berkaitan dengan topik tertentu untuk eksplorasi.
Dalam kelompok , kita memiliki baik fokus disini dan sekarang dan fokus disana dan kemudian. Anggota seringkali tidak siap yang berkaitan dengan hal signifikan yang menyinggung kehidupan mereka dari kelompok sampai mereka berkaitan dengan reaksi satu sama lain dalam ruangan. Untuk mengeksplorasi masalah peribadi, anggota harus pertama merasakan lingkungan yang aman dan dapat dipercayai.
7. Kepercayaan melawan ketidakpercayaan
Apabila sebuah rasa dasar tidak terbentuk pada bagian luar dari kelompok. Masalah serius dapat diprediksikan terjadi. Orang dapat dikatakan mengembangkan kepercayaan dalam satu sama lain ketika mereka dapat mengekspresikan segala rasa tanpa rasa takut; ketika mereka memutuskan untuk diri mereka sendiri tujuan tertentu dan area pribadi untuk mengeksplorasi; ketika mereka fokus pada diri mereka sendiri, tidak ke yang lainnya; dan ketika mereka ingin mengambil resiko melampirkan aspek pribadi mereka. Kepercayaan meliputi rasa keamanan, namun tidak berarti menjadi nyaman.
Sebaliknya, kurang rasa percaya ditunjukkan dengan kemarahan terpendam dan kecurigaan dan ketidakinginan untuk berbicara mengenai perasaan ini. Manifestasi lain dari kurang kepercayaan adalah anggota berada dalam keadaan abstrak atau lebih intelektual dan samar mengenai apa yang mereka harapkan dari kelompok terapeutik. Sebelum iklim kepercayaan ditumbuhkan, orang cenderung untuk menunggu bagi pemimpin untuk memutuskan bagi mereka apa yang mereka perlu untuk diamati. Segala lampiran yang dibuat cenderung buatan, dan pengambilan keputusan berada pada tingkat rendah.
E. Peran Pemimpin dan Anggota dalam menciptakan kepercayaan
a. Pentingnya pemberian model/contoh
Keberhasilan anda dalam menciptakan kepercayaan dalam sebuah kelompok yang berhubungan dengan betapa bak anda menyiapkan baik diri anda sendiri dan anggota. Apabila anda memberikan pemikiran yang baik terhadap mengapa anda mengatur kelompok, apa yang anda harapkan untuk tercapai, dan bagaimana anda akan mencapai tujuan anda, kesempatan meningkat bahwa anda akan percaya diri. Anggota akan melihat keinginan anda untuk berpikir mengenai kelompok sebagai sebuah tanda yang anda perhatikan. Lebih jauh lagi, apabila anda melakukan pekerjaan yang cukup – memberikan informasi kepada anggota mengenai kebebasan dan tanggung jawab merka, memberikan beberapa saat untuk mengajari proses kelompok, mengeksplorasi kongruen antara nilai budaya dari pengalaman yang berhasil – anggota akan menyadari bahwa anda mengerjakan pekerjaan anda dengan serius dan bahwa anda tertarik dalam kesejahteraan mereka.
Mengembangkan kepercayaan adalah tugas utama untuk tahap awal dari sebuah kelompok. Tidak mungkin untuk menekankan signifikan dari sosok pemimpin dan perilaku yang ditunjukkan melalui perilaku pemimpin pada tahap awal ini. Dalam memikirkan peran anda sebagai seorang pemimpin, tanyakan diri anda sendiri pertanyaan pertanyaan berikut ini:
apakah aku merasa energetik dan entusias mengenai kelompok ini?
Apakah aku mempercayai diri saya sendiri untuk dapat memimpin secara efektif?
Pada tingkat apa aku mempercayai anggota kelompok untuk bekerja secara efektif dengan anggota yang lain?
Apakah aku dapat hadir secara psikologis dalam pertemuan, dan apakah aku akan terbuka mengenai reaksi saya sendiri terhadap apa yang terjadi dalam kelompok?
b. Sikap dan tindakan yang membangun kepercayaan
Beberapa tindakan dan sikap dari pemimpin meningkatkan tingkat kepercayaan dalam sebuah kelompok. Beberapa faktor ini meliputi menyimak, mendengarkan perilaku baik verbal ataupun noverbal, empati, keaslian dan saling menghormati, dan pemberian konfrontasi.
Memperhatikan pesan verban maupun non verbal dari orang lain diperlukan untuk menciptakan kepercayaan antara sesama anggota. Apabila mendengar, menyimak dan memahami tidak ada, tidak akan ada dasar untuk hubungan antara anggota. Apabila anggota merasa bahwa mereka didengarkan dan dipahami secara mendalam, mereka akan mempercayai lainnya.
Baik pemimpin ataupun anggota mungkin menunjukkan perhatian yang kurang dalam beberapa hal. Disini adalah beberapa yang paling umum: (1) tidak fokus pada pembicara namun berpikir apa yang akan dikatakan berikutnya (2) menanyakan banyak pertanyaan tertutup yang menggali untuk informasi mendetail dan tidak relevan (3) berbicara terlalu banyak dan tidak mendengarkan dengan cukup, (4) memberikan saran saja tanpa mendorong pembicara untuk bertindak, (5) memberikan perhatian hanya pada apa yang orang katakan secara terbukan dan kehilangan apa yang mereka ingin sampaikan secara verbal dan (6) terlibat dalam proses menyimak yang eksplisit/terbuka.
Anggota kelompok tidak selalu memiliki kemampuan menyimak yang baik, juga mereka tidak selalu merespon secara efektif pada apa yang mereka raih. Oleh karena itu, mengajari pengajaran dasar menyimak dan kemampuan merespon adalah satu bagian dari proses kepercayaan. Memperhatikan tingkat kemampuan menyimak yang baik ditunjukkan dalam kelompok. Apabila anggota tidak merasa mengerti, mereka biasanya tidak dekat secara pribadi. Mengapa mereka harus mengungkapkan diri mereka sendiri kepada mereka yang tidak mendengarkan mereka?
c. Belajar membantu menciptakan kepercayaan
Belajar untuk membantu membangun kepercayaan. Kita diyakinkan bahwa kepercaya dirian adalah penting apabila anggota harus merasa aman dalam sebuah kelompok. Bahkan apabila tidak seorangpun menanyakan pertanyaan mengenai sifat dasar dan batasan dari kepercayaan diri, kita masih menekankan pentingnya menghargai sifat percaya diri dari interaksi dalam kelompok dan anggota mengenai bagaimana hal tersebut dapat dihancurkan: kita menjelaskan betapa mudah mungkin untuk menerobos tanpa bermaksud untuk melakukannya. Kita menjelaskan kepada anggota bahwa hal ini adalah tanggung jawab mereka untuk secara bekelanjutan membuat ruangan aman dengan mengatasi fokus mereka yang berkaitan dengan hal yang mereka tanggani. Apabila anggota merasa bahwa yang lainnya mungkin berbicara diluar pertemuan, hal ini tentu saja merintangi kemampuan mereka untuk berpartisipasi secara penuh.
Dalam kelompok kami anggota seringkali mendengar dari kita bahwa hal ini tidak berarti untuk membuka dengan cepat tanpa sebuah dasar keselamatan. Satu cara untuk menciptakan keamanan ini dan lingkungan kepercayaan untuk mengungkapkan ketakutan, konsentrasi, dan reaksi mereka selama pertemuan awal. Hal ini bergantung pada masing-masing anggota untuk memutuskan apa yang harus dimasukkan pada anggota dan sejauh apa untuk mempengaruhi topik pribadi ini. Partisipan seringkali menunggu untuk beberapa orang lainnya untuk mengambil resiko pertama atau untuk menciptakan beberapa isyarat kepercayaan. Mereka dapat menantang hal ini secara paradoks dengan mengungkapkan ketakutan atau kepercayaan mereka. Anggota dapat mendapatkan dari menunjukkan diskusi yang akan membuat kebenaran asli berkembang.
Contohnya: Harold lebih tua dari kebanyakan anggota dikelompoknya dan ia takut bahwa mereka tidak dapat untuk berempati kepada dia, bahwa mereka akan mengabaikan dia dari segala aktifitas, dan bahwa mereka akan melihatnya sebagai orang asing – seorang figur orang tua. Setelah ia menunjukkan ketakutan ini, banyak anggota memberikan Harold pujian untuk kemauannya mengungkapkan ketidak percayaannya. Pengungkapannya, dan respon terhadap hal ini, merangsang lainnya untuk mengekspresikan beberapa perhatian mereka. Hal ini merangsang kepercayaan dalam seluruh anggota dengan membuatnya jelas bahwa tepat untuk mengekspresikan ketakutan. Selain ditolak, Harold disetujui dan diberi penghargaan atau apresiasi karena ia berkeinginan untuk membuat bagian signifikan dari ia sendiri seperti yang diketahui oleh anggota lainnya.
d. Mengungkapkan perasaan yang keras/gigih
Terkadang anggota menjaga perasaan bosan mereka, marah atau kecewa dari anggota lainnya. Sangat penting bahwa perasaan gigih berkaitan dengan proses kelompok untuk terjadi. Kita seringkali membuat pernyataan kepada anggota seperti”apabila anda merasa sendiri, beritahu aku atau ”apabila anda mengalami kesusahan atau marah dengan anggota lainnya, jangan menjaga perasaan ini pada diri anda sendiri.
Contohnya: dalam kelompok remaja yang bertemu sekali selama 10 minggu, Luella menunggu hampir selama tiga pertemuan untuk mengungkapkan bahwa ia tidak percaya baik pada anggota lain atau pada ketua kelompok, bahwa ia marah karena ia merasa tertekan untuk ikut berpartisipasi, dan baha ia tidak tahu apa yang ia harapkan menjadi anggota kelompok. Ia mengalami masa jenuh sejak pertemuan pertama namun tidak mengutarakan reaksinya. Pemimpin membuat Luella mengetahui betapa penting bagi dia untuk mengungkapkan perasaan ini sehingga dapat diselesaikan dan dicari solusinya.
e. Waspada pada jargon yang menyesatkan.
Dalam kelompok tertentu orang belajar bahasa baru yang dapat menghilangkan mereka dari pengalaman langsung. Contohnya, mereka mungkin belajar frase seperti “aku merasa terhubung olehmu” I ingin lebih dekat dengan perasaan ini dan aku ingin berhenti dari permainan ini. Apabila istilah seperti terhubung, menjadi dekat, terhubung tidak secara jelas diartikan , kualitas komunikasi akan menjadi buruk.
f. Memutuskan bagi diri anda seberapa banyak anda harus mengungkapkan diri anda
Contohnya, dalam kelompok mingguan, Luis pada awalnya mengungkapkan bahwa ia adalah seorang homo. Pada pekerjaannya ia tidak ingin berbicarea terbuka mengenai orientasi seksualnya. Walaupun Luis ingin berbagi dengan kelompoknya banyak perjuangan menjadi homo Latino, ia mengatakan ia tidak siap untuk berbicara mengenai kesulitan yang ia alami dalam hubungannya. Pada saat ini di kehidupannya, Luis merasa malu mengenai orientasi seksualnya, khususnya yang berkaitan dengan hubungannya dengan keluarganya. Walaupun sulit bagi dia untuk berbicara mengenai perasaannya menjadi seorang gay atau homo di kelompoknya, Luis menantang dirinya sendiri untuk mempercayai yang lainnya dengan perhatian yang paling dalam dari dalam dirinya. Satu nilai budaya yang ia tumbuhkan adalah untuk menjaga masalah pribadi menjadi masalah dia sendiri. Walaupun dia tidak merasa nyaman membahas masalah hubungannya dengan rekannya, Luis ingin berbagi dengan kelompoknya banyak dari keraguan, ketakutan, dan penasarannya, khususnya ketakutannya untuk ditolak dan dihakimi sendiri di dalam masyarakat. Karena pemahaman ini yang ia rasa dari anggota kelompok lainnya, Luis didorong untuk berbagi lebih mengenai hidupnya dalam kelompok dari yang ia dapat lakukan kepada orang lain diluar kelompoknya.
g. Menjadi partisipan yang aktif, bukan pengamat
Seorang partisipan mungkin mengatakan aku bukan orang yang banyak bicara. Sulit bagi saya untuk merumuskan pemikiran saya, dan saya takut saya tidak dapat mengespresikan diri saya sendiri dengan baik. Jadi saya biasanya tidak mengatakan apa apa dalam kelompok. Namun saya mendengarkan pada apa yang orang lain katakan, dan saya belajar melalui pengamatan saya. Saya benar-benar tidak berpikir saya harus berbicara setiap saat untuk mendapatkan interaksi dan bereaksi secara non verbal, pembelajaran mereka cenderung terbatas. Apabila anggota menganggap pendirian tidak memberikan kontribusi yang lainnya tidak akan pernah datang untuk mengetahui mereka, dan mereka dapat dengan mudah merasa tertipu dan marah.
h. Mengharapkan beberapa kekacauan dalam hidup anda
Partisipan dalam kelompok terapeutik/mengandung unsur pengobatan harus diberikan peringatan bahwa keterlibatan mereka mungkin membuat rumit keadaan luar untuk beberapa saat. Hal ini dapat sangat mengejutkan bagi anggota untuk menemukan bahwa yang lainnya berpikir mereka baik baik saja dan pecahan yang diakibatkan mungkin membuatnya lebih sulit dari pada untuk memperbaiki pola yang sudah familiar. Oleh karena itu, sangat penting bagi anggota untuk disiapkan untuk fakta bahwa tidak seorangpun akan menyukai atau menyetujui beberapa kesempatan yang mereka ingin buat. Sama seperti ketika anda membuat sebuah pertemuan, cara anda menutup pertemuan adalah penting. Seringkali seorang pemimpin akan hanya mengucapkan waktu habis, dengan tidak ada usaha untuk merangkum dan dengan tidak memberikan dorongan pada anggota untuk melatih masalah yang telah dibahas. Pilihan kita untuk menutup masing masing pertemuan adalah dengan mengembangkan norma pengharapan masingmasing anggota untuk berpartisipasi secara singakat dalam proses penutupan.
i. Mengharapkan untuk menemukan aspek positif dari diri anda
Sebuah ketakutan umum mengenai terapi adalah bahwa anda akan menemukan betapa tidak bergunanya anda. Walaupun, seringkali orang dalam kelompok mulai menyadari bahwa mereka dapat mengendalikan aspek lebih dari kehidupan anda daripada mereka sebelumnya dirasa mungkin.
j. Memperhatikan hasil yang konsisten
Anggota perlu belajar baha hasil dapat menjadi sebuah sumber informasi yang bernilai yang mereka gunakan dalam mengamati apa yang mereka lakukan dalam kelompok dan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi yang lainnya. Anggota melakukan dengan baik untuk mendengarkan baik baik pada hasil konsisten yang diterima. Seseorang mungkin mendapatkan hasil yang sama dari banyak orang dalam kelompok yang berbeda namun masih menganggap itu sebagai tidak absah. Walaupun sangat penting untuk mendiskriminasi, sangat penting untuk menyadari bahwa sebuah pesan telah diterima dari sejumlah orang harus memiliki keabsahan.
k. Panduan untuk membuka pertemuan
Terkadang pemimpin tidak cukup memperhatikan pada bagaiman cara mereka membuka sebuah pertemuan. Mereka cenderung untuk berfokus pada orang yang berbicara pada mereka pertama kali dan tetap dengan orang itu untuk beberapa waktu lamanya. Seringkali tidak ada usaha untuk menghubungkan pertemuan berikutnya dengan pertemuan sebelumnya, dan pemimpin tidak memeriksa masing masing anggota untuk menentukan bagaimana anggota menginginkan untuk menggunakan waktu mereka untuk pertemuan tertentu. Apabila sebuah pertemuan dimulai mendadak, mungkin sulit untuk melibatkan banyak anggota dalam pekerjaan yang produktif untuk pertemuan tersebut. Oleh karena itu, beberapa jenis pemanasan diperlukan sebelum pekerjaan dimulai.
Bagi kelompok yang memenuhi dasar umum, seperti pertemuan satu minggu sekali, kita menganjurkan beberapa prosedur berikut ini untuk membuka masing-masing pertemuan dalam cara yang efektif:
proses check ini dengan secara singkat menyatakan apa yang mereka inginkan dari pertemuan itu. Selama waktu check ini, tujuan kita
F. Hal-hal Yang Perlu diingat Dalam Tahap Orientasi
a. Sifat-sifat tahap awal
Tahap awal dari sebuah kelompok adalah waktu orientasi dan menentukan struktur dari kelompok.
Pada tahap ini:
Partisipan menguji lingkungan kelompok dan mendapatkan kenalan.
Anggota belajar apa yang diharapkan, bagaimana fungsi kelompok, dan bagaimana untuk berpartisipasi dalam kelompok.
Pengambilan resiko relatif rendah, dan eksplorasi hanya bersifat sementara
Kohesi kelompok dan kepercayaan secara berangsur-angsur dikembangkan apabila anggota ingin untuk mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan.
Anggota berfokus dengan apa yang terlibat dan tidak, dan mereka mulai untuk menjelaskan tempat mereka dalam kelompok
Reaksi negatif mungkin menjadi permukaan ketika anggota menguji menentukan apakah semua perasaan dapat diterima
Kebenaran melawan ketidakpercayaan adalah hal penting
Periode diam dan aneh mungkin terjadi , anggota mungkin melihat arah dan berpikir tentang apakah itu kelompok.
Anggota menentukan siapa yang dapat mereka percayai, seberapa banyak mereka mengungkapkan perasaan mereka, seberapa aman kelompok itu, siapa yang disukai dan tidak disukai, dan bagaimana untuk terlibat dalam kelompok.
Anggota belajar sikap dasar dari menghargai, empati, diterima, perhatian dan bertanggung jawab
b. Peran anggota dalam tahap orientasi
Pada awal bab ini beberapa peran anggota yang penting dan tugasnya penting untuk membentuk kelompok:
Mengambil langkah aktif untuk menciptakan iklim saling mempercayai, takut akan meningkatkan kemalasan anggota untuk berpartisipasi
Belajar untuk mengekspresikan perasaan anda dan pemikiran anda, khususnya ketika mereka menyinggung interaksi dalam kelompok
Berkeinginan untuk mengekspresikan ketakutan, harapan, konsentrasi, dan harapan yang berkaitan dengan kelompok.
Berkeinginan untuk membuat diri anda sendiri diketahui oleh yang lainnya dalam kelompok; anggota yang tetap tersembunyi tidak memiliki interaksi yang berarti dengan kelompok.
Sebanyak mungkin, terlibatlah dalam penciptaan peraturan dan norma-norma dalam kelompok.
Mengembangkan tujuan pribadi dan spesifik yang akan mengatur partisipasi kelompok
Belajar dasar-dasar dari proses kelompok, khususnya bagaimana untuk terlibat dalam interaksi kelompok; pemecahan masalah dan pemberian nasehat antar anggota.
c. Fungsi pemimpin dalam tahap orientasi
Tugas utama dari pemimpin selama masa orientasi dan eksplorasi dari kelompok adalah sebagai berikut ini :
• Mengajari partisipan beberapa panduan umum dan cara untuk berpartisipasi secara aktif yang akan meningkatkan kesempatan mereka memiliki kelompok yang produktif.
• Mengembangkan peraturan dasar dan mengatur norma norma
• Mengajari dasar proses kelompok
• Membantu anggota dalam mengekspresikan ketakutan dan harapan mereka, dan bekerja melalui pengembangan kepercayaan.
• Terbuka dengan anggota dan secara psikologis hadir untuk mereka.
• Membantu anggota mengembangkan tujuan pribadi yang konkret
• Menyediakan tingkat pembentukan yang akan meningkatkan kemandirian anggota
• Mengajari anggota dasar kemampuan antar pribadi seperti mendengarkan secara aktif dan merespon dengan baik
• Menguasai kebutuhan kelompok dan berusaha memimpin supaya tujuannya tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar